RSS
Facebook
Twitter

Warak Ngendog Kesenian Asli Semarang

Warak Ngendog Kesenian Asli Semarang -Mau berkunjung ke Semarang? Tak ada salahnya berkunjung saat menjelang bulan puasa, karena setiap satu tahun sekali di waktu ini akan digelar dugderan. Apa itu dugderan? Dugderan adalah acara dimana para pedagang menggelar dagangannya seperti celengan. Dan celengan yang khas Semarang ialah warak ngendog.

Warak ngendog adalah patung/boneka yang terbuat dari gerabah, warak ngendog terdiri dari 3 macam hewan yang meliputi 3 golongan etnis di Semarang, yaitu Naga (bagian kepala) mewakili etnis Cina, Buraq (bagian badan) mewakili etnis Arab, dan Kambing (bagian kaki) mewakili etnis Jawa.


naga di warak ngendog semarang
Gambar Naga dari Cina

buraq di warak ngendog semarang
Gambar Buraq dari Arab

kambing di warak ngendog semarang
Gambar Kambing dari Jawa

Kesenian warak ngendog memiliki ciri khas yang sama dengan kebudayaan lain, yaitu pembuatnya tidak diketahui siapa orangnya, dan tidak diketahui sejak kapan dimulai pembuatannya. Yang jelas, semenjak dugderan diadakan di Semarang, mulailah para pedagang menjajakan celengan/mainan unik ini. Biasanya saat dijual, pedagang meletakkan telur rebus dibawahnya untuk dijual juga, entah apa tujuan meletakkannya di bawah warak ini tetapi yang pasti kegiatan tersebut menciptakan kebudayaan baru bernama warak ngendog khas Semarang.

Warak ngendog yang dijajakan ketika dugderan

Warak ngendog yang asli terbuat dari gabus tanaman mangrove dan bentuk sudutnya lurus. Bentuk sudut yang lurus dipercaya memiliki filosofi, bahwa orang Semarang adalah terbuka serta berbicara apa adanya. 

Selain itu, masih ada filosofi tersirat lainnya. Kata warak ngendog berasal bahasa Arab "Wara'I" yang berarti suci dan bahasa Jawa "ngendog" yang artinya bertelur (menyimbolkan hasil pahala yang diperbuat seseorang). Jika digabungkan maka memiliki nilai filosofi tinggi, yaitu siapa saja yang melakukan puasa di bulan Ramadhan kelak akan dapat pahala di hari Lebaran sebagai balasannya. 
Selain itu masih ada satu lagi filosofi yang tersimpan di warak ngendog ini, yaitu sebagai pemersatu umat walau berasal dari etnis dan agama manapun, yang disimbolkan oleh gabungan hewan-hewan dalam warak ngendog ini.


Namun sekarang, bahan bakunya mulai diganti dengan kayu, dikarenakan mulai jarangnya gabus mangrove. Kayu pertama-tama dibentuk menjadi rangka bentuk warak ngendog ini, lalu dibungkus dengan koran. Setelah itu dihias dengan kertas krep ataupun rafia warna-warni yang dibentuk seperti pom-pom sehingga warnanya bervariasi. Dulu saya pernah membuat patung ini, dan jujur sangat sulit membuatnya karena susah.

Di zaman modern ini, warak ngendog pun mulai beralih fungsi dari celengan menjadi hiasan serta maskot utama kota Semarang yang ada di provinsi Jawa Tengah, Indonesia ini. Banyak orang mengunjungi Semarang hanya untuk melihat kesenian yang satu ini, apalagi sebentar lagi bulan Ramadhan. Semoga saja keunikan dan sejarah dari warak ngendog Semarang tak akan pernah terlupakan.

Ayo wisata ke Semarang visit Semarang Jawa Tengah
Ayo wisata ke Semarang! 

Terima kasih sudah membaca artikel yang berjudul Warak Ngendhog Kesenian Asli Semarang, semoga bermanfaat.



Artikel Terkait:

BERLANGGANAN ARTIKEL DI SINI

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

  • TRANSLATE